Banda the Dark Forgotten Trail mengisahkan kepulauan Banda yang sudah terlupakan. Pada zaman dahulu, kepulauan Banda menjadi kawasan yang paling diburu karena penghasil pala terbaik. Pala pernah menjadi salah satu komoditi yang paling diincari pada eranya.
Apa Itu Banda
Banda merupakan nama sebuah pulau di Kepulauan Banda yang berlokasi di Provinsi Maluku. Selain Pulau Banda, pulau-pulau tersebut juga memiliki Pulau Lontar, Pulau Gunung Berapi, Pulau Ai, Pulau Run, Pulau Pisang, Pulau Hatta, Pulau Karaba, dan sejumlah pulau kecil lainnya.
Namun, tak semua pulau di Kepulauan Banda berpenghuni. Di antara pulau-pulau yang tak berpenghuni merupakan Pulau Nailaka dan Pulau Batu Kapal. Pulau-pulau tersebut tak berpenghuni sebab dipenuhi karang dan tak bisa ditanami tanaman produktif.
Produksi Pangan Yang Kurang
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, penduduk Kepulauan Banda kini mengandalkan sagu dan garam yang didapatkan dari semua pulau.
Kepulauan ini juga menciptakan singkong, tanaman yang dibawa oleh Portugis pada awal abad ke-16. Namun, dalam beberapa abad terakhir, rempah-rempah menjadi komoditi utama di sana. Tanaman pala inilah yang membikin Kepulauan Banda seperti itu tenar di masa lalu.
Penjajah Memperebutkan Rempah
Pala menjadi komoditi perdagangan bernilai betul-betul tinggi pada Abad Pertengahan. Segenggam pala di pasar Eropa dikala itu dianggap lebih berharga daripada peti emas.
Dan, dikala itu, Pala hanya tumbuh di Kepulauan Banda. Maka tak heran jika Banda banyak menarik para penjelajah asing, lebih-lebih dari Eropa, untuk datang berdagang di Nusantara sekaligus menjajah.
Tanaman pala pun membikin VOC rela menyerahkan jajahan Belanda di Amerika Utara, merupakan Nieuw Amsterdam (kini Manhattan, New York) kepada Inggris, dengan imbalan Kepulauan Banda.
Terjadinya Perbudakan
Banda juga menjadi saksi bisu tempat terjadinya perbudakan pertama di Nusantara dan pembantaian massal. Namun, di pulau-pulau inilah semangat kebangsaan dan identitas multikultural juga lahir dan menjadi warisan sejarah dunia.
Sejarah panjang Kepulauan Banda yang istimewa menjadi fokus utama dari film dokumenter berjudul Banda: The Dark Forgotten Trail. Film dokumenter yang disutradarai Dimas Jay ini menceritakan dinamika yang pernah terjadi dalam sejarah nusantara dengan luas daratan 172 kilometer persegi.
Film ini diproduksi oleh Life Like Pictures dan dinarasikan oleh Ario Bayu dan Reza Rahardian. Naskah film ini ditulis oleh Mohammad Irfan Ramly. Banda: The Dark Forgotten Trail mendapatkan nominasi Penghargaan Citra untuk Film Dokumenter Terbaik.
Film tersebut juga mendapat nominasi APFF Award untuk klasifikasi Film Dokumenter Terbaik. Di website IMDb, ratingnya merupakan 8.1/10 untuk film ini. Film yang rilis tahun 2017 ini kini telah bisa ditonton di Mola TV dan Netflix.